Tuesday, May 31, 2011

WHO: Radiasi Ponsel Sebabkan Kanker Otak

http://www.detiknews.com/read/2011/06/01/021807/1651337/10/who-radiasi-ponsel-sebabkan-kanker-otak?9911022
Rabu, 01/06/2011 02:18 WIB
Elvan Dany Sutrisno - detikNews


Jakarta - Hasil penelitian terbaru mengungkapkan radiasi ponsel dapat menyebabkan kanker otak. Radiasi ponsel dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap knalpot, dan kloroform.

Hal tersebut diumumkan oleh organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), seperti dikutip detikcom dari CNN, Rabu (1/6/2011).

Penelitian dilakukan oleh tim yang terdiri dari 31 ilmuwan dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat. Keputusan dibuat setelah dilakukan peninjauan lebih mendalam tentang keamanan menggunakan ponsel. Tim menemukan cukup bukti untuk mengkategorikan radiasi ponsel sebagai sejenis zat berbahaya bagi manusia.

Tim menemukan bukti peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel. Namun belum dapat menarik kesimpulan untuk jenis kanker lainnya.

WHO: Radiasi Ponsel Sebabkan Kanker Otak
Saat ini Badan Lingkungan Eropa telah mendorong untuk studi lebih lanjut. Badan independen ini mengungkap ponsel bisa menimbulkan resiko yang sama besarnya dengan merokok, asbes dan bensin bertimbal.

Kepala sebuah lembaga penelitian kanker terkemuka di University of Pittsburgh mengirim memo kepada seluruh karyawan mendesak mereka untuk membatasi penggunaan telepon seluler karena kemungkinan resiko kanker.

Monday, May 30, 2011

85 Tahun Idap Diabetes, Kakek ini Tetap Hidup

http://dunia.vivanews.com/news/read/223587-85-tahun-idap-diabetes--kakek-ini-tetap-hidup
"Saya ini orang keras kepala. Saya menolak untuk menyerah," kata Bob Krause


VIVAnews - Seseorang yang telah divonis kena penyakit diabetes biasanya tidak akan hidup lama. Namun, seorang kakek di Amerika Serikat (AS) mementahkan anggapan itu. Manula bernama Bob Krause itu telah 85 tahun menderita diabetes, namun hingga kini dia masih terlihat sehat untuk orang seusianya. 

Menurut kantor berita Associated Press (AP), Krause bersama keluarga merayakan ulang tahunnya yang ke-90 pekan lalu. Suatu pusat penelitian diabetes terkemuka memberi kado kepada Kraus, yaitu orang Amerika pertama yang mampu hidup dengan diabetes selama 85 tahun.

Dalam suatu perayaan, Minggu 29 Mei 2011, Krause menerima sebuah medali dari Joslin Diabetes Center atas pencapaiannya itu. "Bob berhasil lebih lama hidup dari rata-rata orang sehat yang lahir pada 1921," kata Dr. Patricia Wu.

Menurut Wu, kepribadian Krause yang kuat menjadi dasar bagi dia berumur panjang. "Dia tahu bagaimana menghadapi kendala fisik dan menjadikan itu sebagai bagian dari hidupnya. Dia tidak membiarkan mentalnya jatuh," lanjut Wu, seperti yang dikutip AP.

Warga San Diego ini divonis terkena diabetes pada usia lima tahun. Namun, hingga kini, dia mampu bertahan hidup bersama penyakit yang ganas itu. "Saya ini orang keras kepala. Saya menolak untuk menyerah," kata Krause.

Menurut dia, resepnya berumur panjang bersama diabetes adalah dia selama ini memperlakukan badannya seperti sebuah mobil. Layaknya mobil yang hanya memiliki tangki bensin yang terbatas, Kraus pun makan secukupnya, tidak perlu berlebihan.

"Demi menjaga kontrol diabetes, kita hanya mengkonsumsi makanan yang diperlukan sebelum beraktivitas," kata Krause. "Saya makan hanya untuk bertahan hidup, ketimbang selalu makan, atau makan demi kesenangan," lanjut dia.

Setiap kali sarapan, Krause menyantap kacang-kacangan dan buah prem. Dia biasanya melewatkan makan siang dan mengkonsumsi salad dan daging yang tidak berlemak sebagai menu makan malam.

Resep Krause itu sangat sederhana, namun terbukti ampuh bagi penderita diabetes. Saat ini, 18,8 juta warga Amerika terkena diabetes dan tujuh juta lagi diperkirakan tidak sadar hidup bersama penyakit itu.

Diabetes yang diderita Krause adalah tipe 1, yang sempat disebut sebagai diabetes remaja. Penyakit diabetes yang umum dijumpai adalah yang tipe 2.

Sekitar tiga juta warga Amerika hidup dengan diabetes tipe 1. Pada tahap itu, badan penderita tidak memiliki cukup insulin, yang diperlukan untuk mengolah gula darah menjadi energi.

Penyebab penyakit itu masih belum bisa dipastikan, karena tergantung dari genetika dan tingkat kekebalan tubuh penderita. Biasanya, penderita diabetes tidak mampu berumur panjang, karena mereka berisiko besar terkena masalah kesehatan yang serius, diantaranya penyakit jantung, stroke, kebutaan, kerusakan ginjal, dan amputasi organ tubuh. Banyak penderita juga harus berjuang mengatur tekanan darah.
• VIVAnews

Awas, Kopi Bikin Wanita Sulit Hamil!

Awas, Kopi Bikin Wanita Sulit Hamil!

http://id.berita.yahoo.com/awas-kopi-bikin-wanita-sulit-hamil-192612589.html

TRIBUNNEWS.COM - Minum kopi membuat wanita lebih sulit hamil, sebuah penelitian menyebutkannya.
Ini diperkirakan karena Kafein, yang terkandung dalam kopi merusak transportasi telur dari ovarium ke rahim, sebut para ilmuwan dari Amerika.
Penelitian yang melibatkan 9.000 wanita ini menemukan bahwa minum lebih dari empat cangkir kopi sehari memotong kemungkinan hamil hingga seperempat kali.
Penyelidikan terbaru yang dilakukan pada mencit menunjukkan bahwa kafein menghambat kontraksi saluran tuba yang dibutuhkan untuk membawa telur ke rahim.
Kafein mengaktifkan sel-sel alat pacu jantung khusus di dindingtabung. Sel-sel gelombang koordinasi kontraksi tabung yang bergerak membawa telur menuju rahim.
Pemimpin studi Sean Ward, dari University of Nevada di Reno, AS, mengatakan temuan ini memberikan penjelasan menarik tentang mengapa wanita dengan konsumsi kafein tinggi seringkali memakan waktu lebih lama untuk hamil daripada wanita yang tidak mengonsumsi kafein. (*)

Monday, May 23, 2011

Berjemur Bikin Sperma Lincah

http://health.kompas.com/read/2011/05/23/14451995/Berjemur.Bikin.Sperma.Lincah


KOMPAS.com - Para pria yang ingin segera menjadi seorang ayah ada baiknya mengikuti nasehat sederhana satu ini. Berjemurlah secara rutin di pagi hari untuk menambah asupan vitamin D secara alami, sekaligus meningkatkan kualitas kesuburan Anda.
Hasil riset terbaru melibatkan 340 pria di Denmark menunjukkan bahwa vitamin D -  mikronutrien yang dihasilkan tubuh ketika terpapar sinar matahari - ternyata dapat meningkatkan kualitas sperma. Sel sperma dari pria yang tercukupi kadar vitamin D-nya lebih aktif berenang menuju sel telur.
Selain memiliki kecepatan gerak yang lebih tinggi, sel sperma mereka juga punya daya penetrasi yang tinggi.   Ini merupakan kesimpulan para ahli dari Universitas Kopenhagen setelah melakukan kajian terhadap kualitas sperma dari 300 pria yang terpilih secara acak. Peneliti juga melakukan seleksi tahap lanjut dengan  memilih 40 sampel untuk dianalisis secara lengkap di laboratorium.
Dalam riset, para peneliti mengukur kadar vitamin D responden melalui pemeriksan darah. Hampir setengah dari total responden ternyata mengalami kekurangan vitamin C – yang mengindikasikan minimnya paparan terhadap sinar matahari secara alami.
Selain itu, jumlah sperma sehat dari pria yang kurang vitamin D termasuk dalam kategori lebih rendah dibanding  pria yang kadar vitamin D-nya normal.  Kemampuan menyerap kalsium dari pria dengan kadar vitamin D juga mengalami hambatan.   Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Human Reproduction, ini sejalan dengan hasil riset sebelumnya yang mengkaitkan antara kurangnya vitamin D dengan minimnya produksi sperma.  Ini sekaligus juga menjelaskan mengapa banyak pasangan  yang tampaknya sukses mengalami pembuahan pada saat musim liburan.
Para ahli menemkan bahwa hampir setengah dari jumlah responden mengalami kekurangan vitamin D,  atau kadarnya di bawah 50 nmol/l (nanomole per liter). Sementara itu level maksimal yang rekomendasikan oleh banyak ahli adalah minimum 75 nmol/l.
Kemampuan suatu reaksi atau proses kimia dalam membuahi sel telur yang dkenal dengan istilahcrosome reaction juga terganggu. Tes yang dilakukan di laboratorium juga membuktikan efek yang sama.
"Vitamin D  secara positif berkaitan dengan motilitas sperma, yang mengindikasikan adanya peran vitamin D dalam sperma pria," ungkap Dr Martin Blomberg Jensen.

Sunday, May 22, 2011

10 Pembunuh Gairah Seks

http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Pasangan/10-Pembunuh-Gairah-Seks-1
http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Pasangan/10-Pembunuh-Gairah-Seks-2
Kamis, 19 Mei 2011




Penasaran kenapa sudah lama Anda tak ingin bercinta dengan pasangan? Cari tahu di sini.

Biasanya Anda yang paling bersemangat mengajak suami bercinta. Sekarang? Tidak lagi. Ucapan penolakan semacam, “Jangan sekarang, ya, Sayang!“ menjadi kalimat favorit. Anda tak sendiri, pakar kesehatan mengatakan tak kurang dari 40 juta perempuan di Amerika Serikat yang mengalami penurunan libido secara tiba-tiba. Berikut ini adalah sepuluh penyebabnya yang paling umum (dan paling mengejutkan) sekaligus cara untuk mendapatkannya kembali.

Kamar Tidur Berantakan
Seperti apa kamar tidur Anda saat ini? Sangat berantakan sampai-sampai kasurnya tidak bisa ditiduri? Tumpukan majalah dan buku di lantai? Penelitian menunjukkan “kekacauan” di ruang tidur erat hubungannya dengan depresi, ketidakbahagiaan, dan keinginan berhubungan intim menurun drastis.

“Perempuan lebih peka terhadap keadaan lingkungan sekitarnya dibandingkan pria. Jika lingkungan sekitarnya dirasa kurang nyaman, ini bisa mengalihkan pikiran dari seks,” ujar Debby Herbenick, PhD., penulis buku Because It Feels Good: A Woman’s Guide to Sexual Pleasure and Satisfaction .

Hal yang disebut sebagai cognitive distractions ini akan membuat perempuan, “Alih-alih memikirkan seks, perempuan malah berpikir yang lain-lain. Seperti kapan membeli gorden baru, membersihkan tumpukan buku dan majalah.” Kondisi yang berantakan juga menjadi semacam alarm di alam bawah sadar akan banyaknya agenda yang belum dilakukan. Jika dibiarkan berlarut-larut, ketenangan dalam jiwa akan hilang secara pelan-pelan.

Agar terhindar dari situasi ini segera sterilkan kamar tidur dari benda-benda yang mengalihkan perhatian. Misalnya, pindahkan televisi ke ruang keluarga sehingga kamar tidur berfungsi hanya untuk tidur. Dan, “Simpan semua barang yang berhubungan dengan pekerjaan di ruang yang semestinya,“ saran Herbenick.

Kemarahan
Mungkin di permukaan, Anda tampak baik-baik saja padahal di dalam hati, Anda menyimpan begitu banyak kekesalan. Hati-hati memendam emosi, pasalnya hal ini juga bisa membuat gairah ikut-ikutan terpendam.

Pepper Schwartz, PhD, psikolog, mengungkapkan salah satu penyebab rendahnya dorongan seks pada wanita disebabkan oleh kemarahan yang terpendam. “Entah itu karena hal sepele seperti tidak mau berbagi tugas rumah tangga atau yang lebih serius seperti perselingkuhan, akan membuat perempuan merasa tidak membutuhkan seks,” urai pakar hubungan di PerfectMatch.com ini. Agar kemarahan luruh, satu-satunya cara adalah menelusuri penyebabnya dan menghadapinya. “Jangan biarkan kemarahan meracuni hubungan Anda bersama pasangan.“

Perfeksionis
Suami mengajak Anda berhubungan seks namun di saat yang sama Anda malah merasa terganggu karena berkeringat setelah berolahraga di gym ?

“Perfeksionis justru membebani keinginan berhubungan badan!” tegas Elizabeth Lombardo, PhD, MS, PT,. Pasalnya, seorang perfeksionis menginginkan segala sesuatu harus sempurna, begitu juga ketika di ranjang. Dari mulai penampilan hingga kondisi. Masalahnya, “Tak mungkin setiap saat Anda tampil sempurna! Biasanya, orang perfeksionis menjadi stres memikirkan kekurangannya, padahal partnernya, sih, tidak ada masalah,” ujar Lombardo.

Menurut Lombardo, Anda harus santai dan tak terlalu memusingkan banyak hal. “Tujuannya, kan, bersenang-senang dan bermesraan bersama pasangan. Ia hanya ingin Anda intim dengannya,”

Keuangan
Masalah penghasilan juga bisa membuat libido menurun, lho. Seringnya masalah ini membuat penat kepala dan khawatir berlebihan sampai akhirnya berpengaruh pada libido. “Rasa cemas karena takut kehilangan rumah atau dipecat, bisa menjurus pada stres yang menguras dorongan seks.” jelasnya.

Saran Lombardo untuk mengatasi rasa cemas yang Anda alami adalah dengan mengatur kapan Anda boleh memikirkan semua masalah tadi. Artinya, jangan membawa masalah ketika Anda sudah di tempat tidur. “Bisa saja Anda bilang cara ini ganjil, namun penelitian menunjukkan metode ini berhasil. Lagipula berhubungan intim terbukti bisa mengatasi stres karena seks adalah terapi,” papar Lombardo.

Trauma
“Trauma bisa saja terjadi di masa lalu, namun bukan berarti trauma tidak menghantui,” ujar Lombardo. Malah, pakar kejiwaan mempercayai bahwa penurunan libido karena trauma mental yang dibiarkan berlarut-larut, akan melebar ke post-traumatic stress disorder .

Agar Anda bisa pulih dari trauma, jalan satu-satunya adalah dengan memaafkan diri sendiri. Dan, jika memang bisa diterima, Anda juga bisa memaafkan penyebab trauma. “Jangan menyalahkan orang lain, apalagi diri sendiri. Lebih baik cari penengah yaitu berkonsultasi dengan pihak profesional ketika memang benar-benar membutuhkannya. Anda dan pasangan berhak untuk hidup bahagia tanpa dihantui masa lalu,” saran Lombardo.

Kolestrol Terlalu Tinggi
The Journal of Sexual Medicine mengungkapkan korelasi antara perempuan yang mempunyai tingkat kolestrol tinggi dengan kesulitan terangsang dan bahkan, meraih orgasme. Alasannya, “Kolestrol menghalangi dinding arteri termasuk di area panggul. Jika area ini ‘terhalangi’, rangsangan apapun akan sulit untuk dirasakan. Akhirnya seks dianggap menyebalkan karena tidak menghasilkan apapun,“ jelas Dr. Stephanie Buehler, PsyD, psikolog dan terapis seks di California.

Agar Anda bisa menikmati seks kembali, caranya adalah mengubah pola makan. Saran Dr. Buehler adalah kurangi asupan berbahan susu dan daging merah, apalagi yang berlemak. Anda justru harus beralih mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan serat. Tiga sumber nutrisi ini bisa mengurangi penyerapan kolestrol di aliran darah dan meningkatkan gairah seksual.

Alat KB
Leah Millheiser, MD, direktur Female Sexual Medicine Program di Stanford University School of Medicine menyatakan bahwa alat KB yang cara kerjanya memengaruhi hormon justru meningkatkan hormon globulin dan mengurangi hormon testosteron. Hasilnya, Anda pun merasa kurang bergairah.

Ironis sekali, alat yang seharusnya membuat Anda bisa berhubungan intim dengan tenang dan nyaman, justru membuat kehidupan seks menjadi membosankan.

Untuk mengatasinya Anda cukup mengganti alat KB. Pilihannya antara lain yang bisa lebih lama dipakai, tidak memengaruhi hormon, atau jika ingin lebih praktis, beralih ke kondom. Namun, jika Anda mengalami kekeringan vagina, baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Ingat, alat KB yang efektif pada satu perempuan dan tidak mengganggu libidonya, belum tentu bekerja optimal pada Anda.
Problem Tiroid yang Tak Terdeteksi

Ukuran kelenjar tiroid bisa saja sebesar bola golf, tapi ia bisa menghancurkan libido Anda. Menurut Dr. Millheiser, gejala tiroid yang kurang aktif (hypothyroidism ) selain kenaikan berat badan, rambut rontok, kulit kering, dan lelah adalah libido yang menurun drastis. Jika ini yang Anda rasakan, berkonsultasilah ke dokter karena tes darah bisa mendeteksi hypothyroidism dan obatnya pun sudah banyak.

Minim Kencan
Jika Anda sudah tak ingat kapan terakhir kali berkencan dengan suami, terapis seks, Dr. John Beiter, PhD, menyarankan untuk sesegera mungkin merencanakan kencan bersama suami. Pasalnya, hal ini bisa diterjemahkan sebagai rendahnya gairah seks. Tak ingin mimpi buruk ini berlarut-larut? Pilih restoran favorit dan setibanya di rumah lakukan hubungan intim di luar kebiasaan. “Fokuskan diri lebih ke kenikmatan, senang-senang, dan keintiman,” sarannya.

Menyusui Anak
Beberapa bulan lalu, Anda melahirkan dan sekarang berat badan perlahan mulai susut. Namun Anda lantas bertanya-tanya, kenapa sama sekali tak bergairah untuk berhubungan seks? Ternyata penyebabnya adalah hormon prolaktin yang ada ketika ibu masih menyusui bayinya. Hormon ini memang membunuh libido, menurunkan produksi hormon estrogen dan testosteron. “Akibatnya, Anda mengalami kekeringan vagina dan tidak bergairah,” jelas Dr. Millheiser. Yang harus dilakukan? Tentu Anda harus berbangga hati karena telah memberikan ASI bagi bayi Anda. Dan, jangan khawatir, ini hanya sementara, sampai Anda selesai menyusui bayi Anda. Sementara waktu, gunakan lubrikan dan jangan frustasi.

 Astrid Isnawati

Saturday, May 21, 2011

Bakteri dalam Usus Pengaruhi Perilaku Anda

http://teknologi.vivanews.com/news/read/221656-bakteri-dalam-usus-pengaruhi-perilaku-anda

SABTU, 21 MEI 2011, 06:10 WIB


Bakteri yang hidup dalam usus mempengaruhi zat kimia dalam otak dan perilaku.

VIVAnews -- Ribuan bakteri hidup dalam usus manusia. Selain memberikan manfaat, keberadaan bakteri-bakteri itu, terkadang juga merugikan manusia.

Sebuah penelitian terbaru mengungkap, bakteri dalam usus dapat mempengaruhi perilaku manusia.

Menurut penelitian yang dilakukan para peneliti dari Universitas McMaster, bakteri dalam usus bisa mempengaruhi zat kimia dalam otak dan mempengaruhi perilaku manusia. Temuan ini sangat penting, karena jenis penyakit perut, termasuk iritasi usus besar, sering dikaitkan dengan kegelisahan atau depresi.


Di samping itu, ada juga spekulasi yang mengatakan masalah psykologi, seperti gejala autisme, dikaitkan dengan bakteri yang terkandung dalam usus.

"Hasil yang menakjubkan memberikan dorongan untuk melakukan penelitihan lebih jauh terhadap komponen mikroba penyebab penyakit perilaku," kata profesor pengobatan dan peneliti dari Michael G. DeGroote School of Medicine, Stephen Collin seperti dilansir medindia.net, Jumat 20 Mei 2011.

Collin dan asistennya, Premysl Bercik melakukan penelitian di Institut Penelitian Kesehatan Pencernaan Keluarga Farncombe (Inggris).

Dalam penelitian itu, ditemukan bahwa dalam usus masing-masing orang terdapat sekitar 1.000 bakteri trillium yang hidup dengan nyaman, dan selaras dengan kehidupan manusia. Bakteri ini melakukan sejumlah fungsi penting terhadap kesehatan, yaitu menyerap energi dari makanan, melindungi terjadinya infeksi, dan menyediakan nutrisi untuk sel dalam usus.

Namun, jika 'kehidupan nyaman' bakteri-bakteri itu mengalami gangguan, akan berdampak pula pada kondisi manusia. Setiap gangguan dapat mengancam kondisi jiwa, seperti infeksi usus besar akibat antibiotik.

Untuk membuktikan bakteri dapat mempengaruhi perilaku, peneliti mengambil seekor tikus yang bebas bakteri, kemudian memberinya bakteri dari tikus yang memiliki perilaku agresif.

Hasilnya, setelah diberi bakteri tikus yang berperilaku agresif, tikus yang bebas bakteri dan semula diam itu berubah menjadi agresif dan lebih berani.

Penelitian yang sama juga menunjukkan tikus yang semula agresif menjadi pasif ketika diberi bakteri dari tikus yang berperilaku pasif.

Sementara itu, penelitian sebelumnya fokus pada peranan bakteri pada perkembangan awal otak. Collin mengatakan penelitian terakhir ini mengindikasikan meskipun banyak faktor yang menentukan perilaku, sifat dan stabilitas bakteri dalam usus dapat mempengaruhi tingkah laku dan setiap gangguan. Baik gangguan yang disebabkan oleh anti biotik atau infeksi, mungkin akan menyebabkan perubahan perilaku. (eh)
• VIVAnews

Sunday, May 15, 2011

Hipertensi, Jangan Biarkan Ganggu Jantung

http://health.kompas.com/read/2011/05/07/07013559/Hipertensi.Jangan.Biarkan.Ganggu.Jantung
Sabtu, 7 Mei 2011 | 07:01 WIB
A Fauzi Yahya


Hipertensi bukan sekadar peninggian tekanan darah, melainkan juga faktor risiko utama gangguan fungsi berbagai organ tubuh seperti otak, ginjal, dan jantung. Semakin tinggi tekanan darah, maka risiko kerusakan organ-organ tubuh semakin melonjak.



Setiap tahun, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Problem kesehatan global terkait hipertensi dirasakan mencemaskan dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi. Tahun 2000 saja hampir 1 miliar penduduk dunia menderita hipertensi. Jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 miliar pada 2025.




Dua pertiga penderita hipertensi hidup di negara miskin dan berkembang. Prevalensi hipertensi di Indonesia 31,7 persen. Artinya, hampir 1 dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.
Sebagian besar penyebab hipertensi tak diketahui. Berbagai faktor terkait dengan genetik dan pola hidup, seperti aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan asin dan kaya lemak, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol berperan dalam hal ini.
Kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan keluhan apa pun. Hal inilah yang membuat banyak penderita mengabaikan lonjakan tekanan darah.
Masih banyaknya masyarakat dunia yang kurang menyadari ancaman hipertensi mengundang keprihatinan Liga Hipertensi Dunia, sehingga liga menetapkan setiap 17 Mei sebagai Hari Hipertensi Sedunia. Hal itu untuk menggugah kesadaran masyarakat global akan pentingnya mencegah dan mengendalikan tekanan darah.
Tema Hari Hipertensi Sedunia tahun ini ”Know Your Number and Target Your Blood Pressure” (Kenali Tekanan Darah Anda dan Kendalikan).
Hipertensi
Tekanan diperlukan untuk keajekan aliran darah yang membawa oksigen, nutrisi, dan hormon ke seluruh sel tubuh. Darah yang dipompa otot jantung menghasilkan tekanan sehingga dapat mengalir menyusuri pembuluh darah tubuh yang apabila dibentangkan, panjangnya diperkirakan sama dengan 100.000 kilometer atau jarak 2,5 kali mengitari bumi.
Tekanan darah selalu disebutkan dengan dua bilangan, misalnya 120/80. Angka 120 adalah tekanan sistolik, yaitu tekanan maksimal pembuluh darah saat jantung berkontraksi. Angka 80 adalah tekanan diastolik, yaitu tekanan darah minimal seusai jantung berkontraksi. Tekanan darah diukur dengan 1 mmHg.
Saat ini konsensus para ahli hipertensi menyebutkan, tekanan darah dipandang normal jika berada pada kisaran di bawah 120/80 mmHg. Anda dianggap menderita hipertensi bila tekanan darah 140/90 mmHg ke atas.
Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko. Kewaspadaan akan datangnya hipertensi memicu para ahli untuk membuat klasifikasi prehipertensi, yaitu tekanan darah sistolik pada 120-139 mmHg atau tekanan darah diastolik pada nilai 80-90 mmHg.
Hipertensi berpotensi menyebabkan berbagai gangguan jantung, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga gangguan irama jantung. Hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, hampir setengah dari kasus serangan jantung dipicu oleh tekanan darah tinggi.
Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan mengganggu fungsi endotel, sel-sel pelapis dinding dalam pembuluh darah. Disfungsi endotel mengawali proses pembentukan plak (kerak) yang dapat mempersempit pembuluh koroner, pembuluh yang menjadi jalur nutrisi dan energi bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat esensial bagi kehidupan sel jantung terganggu. Pada keadaan tertentu, peninggian tekanan darah dapat meretakkan plak koroner, sehingga aliran darah tersumbat dan menyebabkan serangan jantung.
Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Risiko penyakit jantung menjadi berlipat ganda apabila penderita tekanan darah tinggi juga menderita diabetes, hiperkolesterol, dan merokok.
Tidak hanya pembuluh koroner jantung yang terkena dampak hipertensi, tetapi juga otot jantung. Tekanan darah yang terus tinggi akan membebani otot bilik kiri jantung yang berfungsi sebagai pompa utama darah. Otot bilik kiri akan menebal sebagai kompensasi untuk mengatasi beban tekanan darah. Bila peninggian tekanan tak kunjung diatasi, fungsi pompa jantung akan menurun. Fungsi jantung yang lemah akibat hipertensi merupakan kondisi yang tak bisa dipulihkan. Obat-obatan hanya mampu mencegah progresivitas penurunan fungsi jantung itu.
Hipertensi juga dapat menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia). Yang paling sering adalah atrial fibrillation, yaitu jenis irama jantung yang membuat serambi jantung bergetar tidak beraturan. Gangguan irama ini dapat memicu timbulnya gumpalan darah di dalam ruang-ruang jantung. Bila gumpalan darah terlepas, dapat menyumbat pembuluh darah otak dan mengakibatkan stroke.
Pencegahan-pengobatan
Pengobatan hipertensi kini dapat dilakukan lebih mudah dibanding sebelumnya. Tersedia berbagai jenis obat hipertensi sesuai beragam kondisi yang menyertai hipertensi.
Obat hipertensi yang baik tidak selalu mahal. Apalagi ada obat generik dengan harga relatif terjangkau. Karena hipertensi biasanya disertai faktor- faktor risiko lain, seperti hiperkolesterol dan diabetes, pengobatan faktor risiko penyerta penting untuk dilakukan.
Pada era mendatang, akan berkembang pengobatan hipertensi yang disebut farmakogenetik. Pada metode ini, obat- obatan yang diberikan akan disesuaikan dengan respons gen seseorang. Namun, obat tidak akan efektif bila tidak diiringi pola hidup sehat, yaitu makan rendah lemak, rendah garam, tinggi serat, berolahraga teratur, dan berhenti merokok.
A Fauzi Yahya Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah RS Dr Hasan Sadikin/FK Universitas Padjadjaran dan Pengurus Pusat Perhimpunan Hipertensi Indonesia

HARI MALARIA SEDUNIA: Ancaman Parasit dari Monyet

http://health.kompas.com/index.php/read/2011/04/26/03202188/www.kompas.com
TI Produksi | Selasa, 26 April 2011 | 03:20 WIB
Indira Permanasari



Di Hari Malaria Sedunia yang diperingati 25 April dunia diingatkan penyakit malaria masih menjadi masalah besar kesehatan masyarakat.
Lebih dari 500 juta penduduk dunia per tahun terinfeksi malaria dan lebih dari sejuta orang per tahun meninggal dunia.
Kasus malaria terbanyak terdapat di kawasan Afrika dan beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Pertarungan negara-negara itu melawan malaria semakin mendapatkan tantangan dengan adanya jenis baru malaria yang disebabkan Plasmodium knowlesi. Malaysia lebih dulu berhadapan dengan infeksi P knowlesi.
Ada empat jenis parasit malaria pada manusia yang diketahui, yakni P falciparum, P vivax , P malariae, dan P ovale. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi.
Kini P knowlesi yang selama ini dikenal hanya ada pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), ditemukan pula di tubuh manusia. Penelitian sebuah tim internasional yang dimuat jurnal Clinical Infectious Diseases memaparkan, hasil tes pada 150 pasien malaria di rumah sakit di Sarawak, Malaysia, Juli 2006 sampai Januari 2008, menunjukkan, dua pertiga kasus malaria disebabkan infeksi P knowlesi.
Kasus yang diduga kuat infeksi P knowlesi juga terjadi di China, Thailand, Filipina, Myanmar, dan Indonesia. Jurnal Emerging Infectious Diseased (CDC) memuat studi berjudul Plasmodium knowlesi in Human, Indonesian Borneo. Artikel itu tentang seorang turis Australia yang terinfeksi P knowlesi setelah ke Kalimantan.
Tim dari Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan tengah meneliti kasus P knowlesi di Kalimantan Tengah. Ada enam contoh darah yang diduga kuat positif dan masih menunggu hasil uji lebih lanjut.
Koordinator Project Management Unit Global Fund Malaria Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan sekaligus doktor bidang malariologi, Lukman Hakim, mengatakan,
gejala malaria tak lepas dari siklus hidup Plasmodium. Secara garis besar, di dalam tubuh manusia parasit itu membelah diri (tahap pertama) di dalam hati. Selepas dari hati, parasit menyerang sel darah merah dan membelah diri beberapa kali dalam butiran sel darah merah. Saat pembelahan, dihasilkan zat yang memengaruhi alat pengatur di otak. ”Ini menyebabkan demam pada penderita,” kata Lukman.
Kematian dapat terjadi jika parasit menyerang otak, seperti pada malaria akibat P falcifarum. Parasit menempel dan dapat menyumbat pembuluh darah kapiler yang halus. ”Pembuluh darah kapiler berhubungan dengan organ vital, seperti otak dan ginjal,” kata dia.
Berbagai studi menunjukkan, pada infeksi P knowlesi, siklus reproduksi aseksual (pembelahan diri dalam tubuh manusia atau hewan) terjadi dalam waktu 24 jam. Lebih cepat dibandingkan siklus 48 jam pada P vivax, P ovale, dan P falciparum, sedangkan 72 jam pada P malariae. Setiap kali sel-sel membelah akan terjadi serangan demam.
Gejala pada infeksi P knowlesi disebut-sebut mirip dengan malaria berat P falciparum. Hal ini terungkap dalam studi bertajuk Clinical and Laboratory Features of Human Plasmodium knowlesi infection oleh sejumlah peneliti Malaysia dan Australia di Kapit Hospital, Sarawak, Malaysia.
Gejala yang tidak spesifik, antara lain demam dan rasa dingin. Kadang muncul kesulitan bernapas dan batuk. Selain itu, ada trombositopenia, yakni berkurangnya jumlah sel keping darah merah pada 98 persen pasien. Semula tiga pasien dalam studi itu tidak mengalami tromobositopenia dan level parasit dalam tubuh rendah. Namun, hanya dalam waktu 24 jam semua pasien mengalami trombositopenia. Ada pula yang mengalami gangguan pada hati. Pengobatan standar malaria dapat menyembuhkan penyakit itu.
Dalam artikel Plasmodium knowlesi malaria in human is widely distributed and potentially life-threatening diungkapkan, P knowlesi lebih sulit dideteksi lantaran penampakan di bawah mikroskop mirip dengan P malariae. Akibatnya, terjadi kesalahan identifikasi sebagai P malariae yang diasosiasikan dengan parasitemia rendah dan gejala klinis tidak berat. Di sisi lain, penyakit makin parah. Hal ini memicu serangkaian studi di Malaysia.
Perpindahan ke manusia
Lukman mengatakan, dulu nyamuk tidak mengisap darah manusia, hanya mengisap darah hewan. Namun, dengan membesarnya populasi manusia dan dekatnya jarak hewan dan manusia, nyamuk pun mengisap darah manusia. Penyakit dari hewan pun melompat ke manusia.
Berdasarkan hasil studi terbaru, diketahui P falciparum berasal dari gorila. Ada beberapa jenis Plasmodium yang sampai kini hanya ada di monyet dan belum ditemukan pada manusia.
Penggundulan hutan yang mengancam habitat monyet dan penambahan jumlah penduduk diduga memengaruhi berjangkitnya P knowlesi ke manusia.
Pakar malaria dan penulis buku tentang malaria yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan untuk jasanya dalam eliminasi malaria pada 25 April 2011, Paul Harijanto, mengatakan, kehadiran jenis baru malaria tak lepas dari perilaku mikroba yang berevolusi. ”Berbagai faktor, seperti perubahan iklim, ikut memengaruhi. Contoh lain, P falciparum dikenal menyebabkan malaria berat. Namun, belakangan infeksi P vivax juga bisa berat,” kata Paul yang berpraktik di Rumah Sakit Bethesda, Tomohon, Sulawesi Utara.
Dia mengatakan, menghadapi P knowlesi tak beda dengan jenis malaria lain. Sepanjang ditangani dengan tepat dan segera, malaria jenis apa pun seharusnya tidak berakhir dengan kematian penderitanya.

Thursday, May 12, 2011

Why sitting is bad for your health

http://uk.health.lifestyle.yahoo.net/Why-sitting-is-bad-for-your-health.htm
Wed 11 May, 2011 09:00 am BST

HEALTH

A modern health hazard


Why sitting is bad for your health
© Gert Vrey - Fotolia.com
The average adult is recommended to get a minimum of 30 minutes of exercise and eight hours of sleep per day. That leaves 15 and a half hours free, and more and more people are choosing to spend that time at their desk.
But today's sedentary lifestyle is actually worse for your body than you might think. Spending too much time sitting without a break can have an adverse effect on your heart and your waistline. In fact, research shows it can be as bad for your health as not getting enough exercise.
A study published in January found that those who spend more than four hours a day in front of a screen were more than twice as likely to have a major cardiac event resulting in hospitalization or even death compared to those who got less than two hours screen time.
The higher mortality rate associated with prolonged periods of sitting is independent of low levels of physical activity or other traditional risk factors. It is thought that sitting down for too long can also harm your metabolism, although exactly how this happens is still unclear.
Worst of all, too much sitting still can be bad for your health, even if you exercise regularly.
A new study from the University of South Carolina found that men who sat for more than 23 hours every week were 64 per cent more likely to die from heart disease than those who sat for less than 11 hours a week. Many of the men in the study exercised routinely.
The USC researchers say that one of the reasons sitting is so bad for you is because your large muscle groups, such as those in your legs and back, are not contracting like they would if you were up and moving.
The same researchers also found that sitting can contribute to bad levels of cholesterol, blood sugar, triglycerides and waist size, all of which can lead to problems such as diabetes, high blood pressure and heart disease.
"We just aren't really structured to be sitting for such long periods of time, and when we do that, our body just kind of goes into shutdown," said Toni Yancey of the University of California Los Angeles.
But Yancey also said that it is possible to combat the effects of a sedentary lifestyle.
Occasional, short breaks – even just standing up for a few minutes every hour – have been found to significantly improve the health of the sitting person. She also said that sitting on an exercise ball can help a person use more of their muscles while sitting.
Moving around the office at work can also help. Standing up and going for coffee or lunch is far better than having it at your desk. Take the stairs at work, rather than the lift or escalator, and get up to speak to a work colleague at their desk instead of e-mailing them.
Your best solution, though, might be to get out of your chair and away from the computer as much as you can. There's plenty to be done on your feet – so what are you waiting for?

Sunday, May 8, 2011

Top 5 most addictive foods

http://uk.lifestyle.yahoo.com/diet-fitness/5-addictive-foods-article-ulrb.html


Realbuzz - Friday, 6 May 2011 09:56 BST

DIET & FITNESS


While we all know about the dangers of alcohol, drugs and cigarettes, did you know that you could become addicted to your favourite food? From withdrawal symptoms to changes in brain chemistry, our snacks have surprising ways of keeping us wanting more. Here is our guide to five of the world’s most addictive foods.

Chocolate

Many people claim to be chocoholics, but can you really be addicted to chocolate? The answer is... perhaps. One reason many people feel "addicted" to chocolate is that the food's chemical compounds (including theobrominephenyethylamineanandamide and tryptophan) actually have pleasure-inducing effects that can mimic the effects of drugs on the brain. Chocolate also contains alkaloids(tetrahydro-beta-carbolines) which are present in alcohol and have been linked to alcoholism.
However - before you go booking yourself into Chocoholics Anonymous - it is important to note that many researchers have pointed out that the chemicals in chocolate also exist in other foods which most of us do not crave. It has also been suggested that the chemicals in chocolate are not in high enough doses to lead to addiction. Regardless, it is impossible to deny that chocolate is one of the world's most-craved foods - whether this is due to psychological reasons or a physical addiction.

Cheese

From pizzas to cheeseburgers, cheese is a staple of many widely-craved junk foods, but there could be more to our cravings than we think. Various studies have discovered the presence of opiates - including the highly addictive morphine - in the popular dairy product.
While the amounts of morphine in cheese are very small and probably not enough to cause addiction, some researchers have expressed concern about its levels of casein (the main protein in cheese) which produces morphine-like opiate compounds called casomorphins during digestion. On top of this, cheese also contains phenylethylamine, a substance with stimulant effects which is thought to give consumers a natural "high", and which is reputed to have addictive qualities.

Sugar

We all know that sugar is bad for our health but, according to numerous studies, it can also be addictive. Studies have suggested that when we eat sugar, chemicals called opioids are released by the brain, which leads to an intense feeling of pleasure. It is this feeling that people may crave in the absence of sugar.
A study by psychologists at Princeton University investigated sugar addiction by studying its effect on rats. They discovered that after rats were fed a diet high in sugar, they experienced symptoms similar to those produced by drug withdrawal when the sugar was withdrawn, including shaking and changes in brain chemistry. The study therefore concluded what other researchers have also suggested; that it is possible to become severely dependent on sugar.

Burgers and other processed meat

Numerous researchers and studies have suggested that fatty, processed junk food such as burgers may actually be addictive. According to Professor David Kessler - an ex-commissioner of the US Food and Drug Administration and author of The End of Overeating - the combination of fat, salt and sugar in junk food triggers our "bliss point" and leaves us wanting more.
Scientists at the Scripps Research Institute in Florida backed up this theory with a study which found that the addictive responses in the brains of rats when fed junk food including fatty meats were the same as in those that consume cocaine or heroin. On top of this, meat - like chocolate, cheese and sugar - releasesopiate-like substances during digestion which some studies have suggested can leave us craving more.

Coffee

Many feel that they can't start the day without a cup of coffee and people often joke about having a caffeine "addiction", however this may not be far from the truth. Although there has been much debate over the years about whether or not caffeine is genuinely addictive, it is difficult to deny that many of us crave it to the point where we feel we can't function without it.
One reason that people may crave caffeine so much is due to the fairly severe symptoms of caffeine withdrawal that people often face, ranging from fatigue and headaches to irritability and depression. However, it may be that, rather than being physically dependent on caffeine, you are actually addicted to the belief that you can't function without your morning cup of coffee. Whatever the reason, caffeine remains the world's most popular drug and a staple of many daily routines.