Kompas.com - Lebih baik mencegah daripada mengobati. Demikian kata pepatah. Sekira sebuah penyakit masih bisa dicegah kedatangannya, kita harus mengupayakan banyak cara. Salah satunya dengan mengatur asupan makanan sehari-hari.
Stroke dapat disebabkan penyumbatan pada arteri yang mengarah ke otak, yang beresiko terganggunya aliran darah. Atau juga disebabkan pecahnya pembuluh darah. Stroke iskemik atau penyumbatan terjadi pada 80 persen kasus stroke. Sementara stroke hemoragik atau pecahnya pembuluh darah di otak adalah penyebab 20 persen stroke.
Faktor risiko stroke termasuk merokok, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan kolesterol tinggi. Gaya hidup menjadi faktor kemungkinan Anda terkena stroke atau tidak, termasuk mengonsumsi makanan yang bisa menurunkan risiko.
Langkah-langkah berikut adalah cara menurunkan risiko terkena stroke melalui pengaturan makanan. Namun, ada baiknya Anda juga berkonsultasi pada dokter.
Langkah 1
Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah. Berhenti menambahkan garam ke dalam makanan ketika Anda memasak atau sedang makan. Jangan lupa untuk membaca label makanan untuk mengetahui kandungan garam di dalam makanan tersebut.
Langkah 2
Mengurangi asupan kalori jika Anda termasuk overweight. Obesitas sangat rentan terhadap penyakit jantung dan diabetes. Keduanya adalah faktor risiko stroke. Lebih baik menyantap whole grain, daging tak berlemak, buah, dan sayur serta lemak sehat, misalnya minyak zaitun.
Langkah 3
Batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh untuk mengendalikan kolesterol. Hindari daging berlemak, fast food, dan produk susu berlemak tinggi jika kadar kolesterol meningkat.
Langkah 4
Mengurangi asupan gula halus untuk menjaga kadar gula darah. Batasi konsumsi minuman bersoda, cake, permen, es krim dan lainnya yang dapat merusak kadar insulin dalam tubuh. (GHS/Dian Savitri)
No comments:
Post a Comment