Fakta 1
WHO memperkirakan sekitar 300 juta orang menderita asma. Sebanyak 255.000 orang
meninggal karena asma pada tahun 2005.
Fakta 2
Kematian karena asma akan meningkat hampir 20% dalam 10 tahun ke depan jika
tidak ada langkah nyata yang dibuat. Asma tidak dapat disembuhkan, namun dengan
diagnosis yang tepat, pengobatan dan edukasi pasien dapat memberikan hasil yang
baik dalam mengontrol asma.
Fakta 3
Asma terjadi di semua negara tanpa
menghiraukan tingkat pembangunan negara tersebut. Lebih dari 80% kematian
karena asma terjadi di negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Untuk
kontrol yang efektif, penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan cukup
terjangkau, terutama untuk keluarga berpenghasilan rendah.
Fakta 4
Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan serangan berulang sesak nafas
dan nafas yang berbunyi (wheezing/mengi)
dengan tingkat keparahan dan frekuensi yang berbeda pada tiap orang.
Fakta 5
Gejala asma dapat terjadi beberapa kali dalam sehari atau seminggu pada
penderita. Pada beberapa orang, gejala menjadi lebih buruk dengan adanya
aktivitas fisik atau pada malam hari. Ketidakmampuan untuk mengenali dan
mencegah pencetus dapat menyebabkan jalan nafas terganggu, mengancam jiwa dan
dapat menimbulkan serangan asma, kegagalan pernafasan bahkan kematian.
Fakta 6
Pengobatan yang sesuai seperti menggunakan inhalasi kortikosteroid untuk
meredakan inflamasi bronkial dapat menurunkan angka kematian karena asma.
Fakta 7
Asma merupakan penyakit kronis yang paling banyak menyerang anak-anak. Namun
asma dapat dikontrol melalui pencegahan dan pengobatan yang terencana
berdasarkan gejala yang dialami individu.
Fakta 8
Faktor resiko terbesar penyebab asma adalah alergen di dalam rumah seperti
tungau debu rumah yang terdapat di tempat tidur, karpet dan furnitur; polusi
dan bulu binatang, alergen di luar rumah seperti serbuk sari; asap rokok dan
bahan kimia di tempat kerja.
Fakta 9
Pencetus asma dapat berupa udara dingin, emosi yang ekstrim seperti marah atau
rasa takut dan latihan fisik.
Fakta 10
Asma umumnya sering salah diagnosis atau salah pengobatan, sehingga dapat
menimbulkan beban bagi individu dan keluarga serta membatasi aktivitas individu
selama hidupnya.
Sumber :www.who.int
WHO memperkirakan sekitar 300 juta orang menderita asma. Sebanyak 255.000 orang meninggal karena asma pada tahun 2005.
Kematian karena asma akan meningkat hampir 20% dalam 10 tahun ke depan jika tidak ada langkah nyata yang dibuat. Asma tidak dapat disembuhkan, namun dengan diagnosis yang tepat, pengobatan dan edukasi pasien dapat memberikan hasil yang baik dalam mengontrol asma.
Asma terjadi di semua negara tanpa menghiraukan tingkat pembangunan negara tersebut. Lebih dari 80% kematian karena asma terjadi di negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Untuk kontrol yang efektif, penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan cukup terjangkau, terutama untuk keluarga berpenghasilan rendah.
Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan serangan berulang sesak nafas dan nafas yang berbunyi (wheezing/mengi) dengan tingkat keparahan dan frekuensi yang berbeda pada tiap orang.
Gejala asma dapat terjadi beberapa kali dalam sehari atau seminggu pada penderita. Pada beberapa orang, gejala menjadi lebih buruk dengan adanya aktivitas fisik atau pada malam hari. Ketidakmampuan untuk mengenali dan mencegah pencetus dapat menyebabkan jalan nafas terganggu, mengancam jiwa dan dapat menimbulkan serangan asma, kegagalan pernafasan bahkan kematian.
Pengobatan yang sesuai seperti menggunakan inhalasi kortikosteroid untuk meredakan inflamasi bronkial dapat menurunkan angka kematian karena asma.
Asma merupakan penyakit kronis yang paling banyak menyerang anak-anak. Namun asma dapat dikontrol melalui pencegahan dan pengobatan yang terencana berdasarkan gejala yang dialami individu.
Faktor resiko terbesar penyebab asma adalah alergen di dalam rumah seperti tungau debu rumah yang terdapat di tempat tidur, karpet dan furnitur; polusi dan bulu binatang, alergen di luar rumah seperti serbuk sari; asap rokok dan bahan kimia di tempat kerja.
Pencetus asma dapat berupa udara dingin, emosi yang ekstrim seperti marah atau rasa takut dan latihan fisik.
Asma umumnya sering salah diagnosis atau salah pengobatan, sehingga dapat menimbulkan beban bagi individu dan keluarga serta membatasi aktivitas individu selama hidupnya.
No comments:
Post a Comment