Tuesday, April 5, 2011

Bedah Plastik 'Untungkan' Penderita Sakit Kepala

http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1390402/bedah-plastik-untungkan-penderita-sakit-kepala

Oleh: Dahlia Krisnamurti
Gaya Hidup - Rabu, 6 April 2011 | 10:36 WIB



INILAH.COM, Jakarta - Bedah plastik di sekitar wajah ternyata tidak hanya membuat kita terlihat muda, tetapi juga bisa menghilangkan sakit kepala.

Berdasarkan artikel yang dipublikasikan pada jurnal kesehatan menyebutkan bedah plastik untuk menghilangkan sakit kepala merupakan terobosan baru.

"Teorinya adalah, ada beberapa lokasi di luar otak di bagian wajah dan di belakang kepala yang menjadi penyebab sakit kepala dan, kalau 'dibuang' lewat operasi, sakit kepala akan menghilang,” kata Dr. Richard Lipton, dari Montefiore Headache Center di New York.
Lebih dari dari 30 juta orang yang menderita sakit kepala, sebagian besar adalah perempuan.

Penelitian ini melibatkan 75 pasien dengan ukuran sakit kepala sedang sampai parah. Trigger sakit kepala terletak di dahi, pipi dan di belakang kepala, kemudian disuntik dengan Botox.

Jika dalam prosesnya, trigger sakit kepala itu merespon Botox, arti sakit kepala akan berkurang selama enam sampai delapan minggu, maka pasien dioperasi untuk membuang trigger tersebut.

“Untuk pasien dengan sakit kepala di bagian dahi, kami mengoperasi beberapa otot di dahi,” jelas Dr. Bahman Guyuron.

Beberapa yang penyebab sakit kepalanya ada pada pelipis, menjalani operasi pengangkatan syaraf kecil juga di pelipis. Kalau penyebab sakit kepala ada di belakang kepala, Dr. Guyuron akan mengganti sedikit otot di sekitar syaraf occipital atau bagian belakang kepala dengan lemak untuk melindungi syaraf agar tidak lagi ditekan oleh otot.

Setelah satu tahun, hampir 84% pasien itu berkurang sakit kepalanya sampai 50% atau lebih. Sementara sebagian lagi sakit kepalanya hilang total. Beberapa pasien sempat mengalami mati rasa pada beberapa bagian wajah, tapi hanya sebentar.

Dr. Guyuron yakin kalau prosedur yang sudah ia lakukan pada lebih dari 400 orang, bisa menguntungkan bagi para penderita sakit kepala.

“Ini bukan operasi yang besar atau sulit. Hanya memakan waktu sekitar satu jam untuk setiap titik trigger, dan maksimum tiga setengah jam,” katanya.

“Kebanyakan dari para pasien langsung pulang ke rummah setelah di operasi dan kembali beraktivitas seminggu kemudian," katanya.

Tapi, menurut Dr. Lipton, “Ini hanya ditujukan untuk orang-orang yang menderita sakit kepala akut. Yang sudah menjalani berbagai macam terapi medis dan titik trigger-nya nggak bisa diidentifikasi. Serta sudah melalui proses penyuntikan Botox untuk tes. [mor]

No comments: